TNI AL-Puspenerbal (6/8/2025) | Skuadron Udara 100 Wing Udara 2 Puspenerbal melaksanakan latihan evakuasi medis udara (MEDEVAC) menggunakan helikopter multiperan AS565 MBe Panther dengan konfigurasi medis yang diskenariokan mendekati kondisi realistis selama dua hari Senin-Selasa (4-5/8/2025).
Latihan ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Wing Udara 2 Puspenerbal dengan RSAL dr. Soekantyo Jahja, Juanda dan RSPAL dr. Ramelan Surabaya serta berkolaborasi dengan AirNav Indonesia.
Dalam skenario latihan, seorang prajurit Puspenerbal mengalami luka tembak saat latihan menembak. Kondisi darurat tersebut mendorong dilaksanakannya evakuasi medis udara secara cepat. RSAL dr. Soekantyo Jahja yang pertama kali menerima pasien belum memiliki peralatan penanganan trauma kompleks, sehingga pasien harus segera dievakuasi ke RSPAL dr. Ramelan yang memiliki fasilitas medis lebih lengkap.
AS565 MBe Panther yang digunakan dalam latihan ini merupakan helikopter ringan dengan kemampuan multiperan. Dalam konfigurasi medis, helikopter ini dilengkapi dengan tandu medis, serta kabin yang memungkinkan paramedis melakukan tindakan awal di udara.
Helikopter ini memiliki kecepatan jelajah maksimum sekitar 278 km/jam dan jangkauan operasi lebih dari 780 km, menjadikannya sangat andal untuk misi penyelamatan yang membutuhkan waktu respons cepat.
Latihan ini tidak hanya dilakukan pada siang hari, namun juga pada malam hari sebagai bentuk kesiapsiagaan penuh prajurit dan awak udara dalam menghadapi situasi darurat kapan pun terjadi. Penguasaan teknik navigasi malam hari dan pendaratan dengan visibilitas rendah menjadi fokus utama dalam sesi latihan malam.
AirNav Indonesia turut hadir dalam kegiatan ini sebagai bentuk sinergi antarinstansi yang mengatur lalu lintas udara, memastikan seluruh prosedur penerbangan evakuasi dapat berjalan aman, lancar, dan sesuai regulasi penerbangan sipil maupun militer.
Komandan Skuadron Udara 100, Mayor Laut (P) Kuswoyo, menyampaikan bahwa latihan ini sangat penting untuk mempertajam kemampuan teknis kru udara, khususnya dalam skenario evakuasi medis.
"Evakuasi udara bukan hanya soal menerbangkan helikopter, tapi menyangkut kecepatan, presisi, dan koordinasi antarfungsi. Ini yang terus kami latihkan dan evaluasi,” ujarnya.
Sementara itu, Komandan Wing Udara 2 Puspenerbal, Kolonel Laut (P) Adam Firmansyah, menegaskan pentingnya kesiapan operasional dalam semua kondisi.
“Latihan ini adalah bagian dari kesiapan tempur non-konvensional. Personel kami harus mampu mengevakuasi korban dengan cepat, siang maupun malam, dan dalam kondisi lingkungan yang kompleks,” tegasnya.
Dalam pelaksanaan latihan, salah satu tantangan signifikan yang dihadapi adalah proses pendaratan di elevated helipad milik rumah sakit. Pendaratan ini memerlukan keahlian tinggi, terutama karena angin yang bersifat variabel akibat hembusan antar bangunan tinggi di sekitar helipad. Selain itu, faktor turbulensi lokal dan ruang manuver yang terbatas di atas gedung juga menjadi tantangan tersendiri bagi pilot dan kru helikopter.
Latihan yang ditutup dengan penerbangan malam hari ini diharapankan mampu meningkatkan kemampuan evakuasi medis udara Puspenerbal semakin terasah serta sinergi antara unsur militer, rumah sakit TNI AL, dan instansi sipil seperti AirNav Indonesia terus diperkuat untuk mendukung operasi kemanusiaan dan penanggulangan kondisi kritis di masa depan jika terjadi tiba-tiba.
0 Komentar